Selasa, 23 Juli 2013

Tanpa Judul #DuuetPuisi

Teruntuk : Sarah Citra Jelita

"Hay, sedang apa kamu disana ?"

"Apakah kamu memikirkan hal yang sama juga seperti yang aku pikirkan ?"

Bias-bias rindu yang mulai mengental tiap harinya, dan semua itu pastilah tentang kamu.

Semestapun setuju jika rindu dihadiahi pertemuan

Aku harap demikian halnya dengan kamu, pun aku.

***

Kamu; adalah sebagian alasan mengapa aku masih menuliskan sedikit aksara tak berhargaku.

Kamu; adalah sebagian semangat ketika senyum mulai tersuguhkan ketika pertemuan.

Kamu; adalah sebagian alasan kenapa begitu banyak orang yang menaruh perhatian akan kebaikanmu.

Kamu; ah nampaknya tidak harus mengemis akan pujian, karena pujianpun akan dengan senang hati menghampiri akan sikapmu yang lembut.

Dan teruntuk kamu, terima kasih sudah mampu membuatku untuk melirik dan melihat pesonamu lebih lama.

Semoga bertahan lebih lama dari yang semesta do'akan.

Cileungsi, Selasa, 23 Juli 2013 menjelang sore.

Dari sang penunggu Tunjangan Hari Raya dan senyummu.

@dudupan_

Minggu, 21 Juli 2013

Sang Pembuat Kolak #DuetPuisi

Lembayung mulai pekat menutupi sore.

Aku yang terbalut rindu berusaha cairkan rasa gugup yang mendera

Bagaimana tidak ?
Kau mengajakku untuk membatalkan ibadah 14 jam ku dengan keluargamu..

Antara senang dan bingung aku belum juga menemui kesudahan.

Tapi semua sedikit berkurang ketika kau berucap "sudah, santai aja"

Senyummu mengembang

Ah.. semuapun kembali tentram
Aku merasa seperti ada secercah air segar mengalir yang mengisi dahaga
kegugupan.

PanggilanNya yang seraya bersambutan menghiasi langit senja pun
berkumandang.

Kamu menyuguhkanku seporsi kolak untuk pembukanya.

Manis, segar, dan semua rasa tentram seperti tercampur di dalamnya.

"aku yang membuat, bagaimana rasanya ?"

Mendengarmu mengucapkan demikian, aku seperti menelan semua kemanisan yang
belum aku pernah rasakan.

Iya, mungkin karena sang pembuatnya lah yang membuat menjadi istimewa.

Antara aku, kamu dan kolak adalah sebuah suguhan yang mendekati sempurna.

Aku, kamu dan semua penghuni rumahmu membaur dalam suguhan manis yang
engkau sediakan.

Terima kasih kamu, kolakmu manis.


Minggu, 21 Juli 2013 Menjelang petang.

@dudupan_

Kamis, 18 Juli 2013

Sebuah Pelukan Sederhana #DuetPuisi

Teruntuk : Sarah Citra Jelita

"Sebuah Pelukan Sederhana"

Pada petang yang berlanjut malam, kamu aku berjalan di bawah sinar lampu taman yang benderang.

Entahlah.. Menurutku, sorot matanya lebih terlihat terang daripada lampu taman yang berjejer teratur dengan biasan benderangnya.

Kita berdua berjalan pelan beriringan dengan saling menggenggam seakan tak pernah mau terpisahkan satu dan yang lainnya.

Sebelah tanganku menggenggam tangannya, dan sebelahnya lagi menggenggam kacang rebus yang aku beli ketika menunggu datangnya.

Pada bangku disekitaran taman, kami duduk berdempetan tanpa menghiraukan mereka yang berjalan di depannya.

"Bagaimana harimu ?" aku memulai percakapan.

Dengan nada penuh anggun, dia berucap.

"Hariku terasa lama sekali. Entahlah, mungkin karena aku yang sangat tidak sabaran menantikan suasana berdua ini denganmu." Dia tersenyum manis sekali seolah hari lelahnya tidak pernah dia alami.

Kamipun berbincang dalam naungan pijar lampu taman yang terlihat lebih romantis dari sebelum kedatangan kami.

Sejenak kami terdiam, entah kenapa suasana ini terlihat lebih sakral daripada perbincangan kami pada waktu kami menikmati secangkir green tea latte kesukaannya.

Dia sedikit menundukan kepalanya sehingga rambutnya menutupi sedikit pancaran wajahnya.

"Kamu kenapa ? Kamu sakit ?"

"Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

"Apa yang sangat begitu kau pikirkan sehingga kau menundukkan kepalamu? Angkatlah kepalamu sedikit, buatlah cahaya taman itu cemburu kepadamu."

"Aku hanya sedang berpikir, akankah hal semacam ini dapat berulang kembali jika kita nanti telah disatukan dalam kesakralan?"

"Tentu saja kita akan mengulangi hal yang sama, kita manusia, kita tentu sangat menyukai pengulanan atas sesuatu apa yang sangat kita sukai."

Dengan senyum yang sangat mengembang dia berucap..

"Terima kasih, kamu melebihi harapanku. Aku akan selalu ingat kata-katamu tadi tidak sebagai janji, tapi sebagai sebuah kejutan manis yang akan selalu aku tunggu sampai kita berusia senja nanti."

Lalu sebuah ciuman kecil mendarat pada sebuah kening bersihnya seraya sambil diiringi oleh ucapan "Terima kasih, aku mencintaimu." dan berakhir pada sebuah pelukan sederhana di bawah naungan biasan lampu taman.

Cileungsi, 18 Juli Pukul 3 sore.

@dudupan_

Selasa, 16 Juli 2013

Antara Bakmie Dan Green Tea Latte #DuetPuisi

Teruntuk : Sarah Citra Jelita

"Antara Bakmie Dan Green Tea Latte"

Dalam petang yang menjelang malam, kau singgah dengan senyum tenang.

Begitu menyejukannya senyummu, sehingga suguhan es campur dalam suasana
Ramadhan pun sangat mencemburui kemanisamu.

"Hai, maaf ya sudah bikin kamu lama nunggu ?" itulah kalimat pertama yang
mengalir dari sebongkah bibir mungil yang sangat aku kagumi.

Begitu manisnya senyumu, sampai-sampai aku pun lupa terhadap panggilanNya
pada petang hari yang menandakan bahwa telah masuknya waktu untuk
membatalkan salah satu perintah wajibNya.

Akupun terdiam sejenak mengagumi suguhan yang telah Tuhan ukirkan dalam
senyummu..
Begitu penuh kehangatan, suasana penat seharian pun hilang melebur begitu
saja setelah memandangnya.

"Aku udah pesen bakmie dong, kamu suka kan?" bilangku.
Sejenak aku perhatikan ada sedikit senyum yang mulai mengembang dengan
lengkungan indahnya. Giginya pun mengintip malu.

Dengan sedikit percakapan yang penuh arti, kamipun melahap bakmie dengan
lahapnya. Sehabisnya melahap hidangan bakmie yang hangat, dia bertanya.

"Aku pengen Green tea latte, disini ada gak ya ?" "di sini mana ada minuman
kayak gitu, ada bajigur tuh. Kamu mau ?"

Kamipun bercanda dalam petang seolah tanpa ada yang pernah memerhatikan di
sekitar.

"Aku janji, pada pertemuan berikutnya aku akan menemanimu dalam segenggam
Green tea latte kesukaanmu"

Perkataanku disambut dengan senyumnya yang lebih cerah daripada seorang
model pelembab wajah yang kadang ku lihat di televisi.

Teruntuk kamu, aku sangat menantikan senyum yang lebih mengembang ketika
engkau menyicipi segelas green tea latte kesukaanmu.

Dariku, sang pemuja senyummu dan penggila bakmie.

Cileungsi, 16 Juli 2013, 20:10 WIB.

@dudupan_