Kamis, 18 Juli 2013

Sebuah Pelukan Sederhana #DuetPuisi

Teruntuk : Sarah Citra Jelita

"Sebuah Pelukan Sederhana"

Pada petang yang berlanjut malam, kamu aku berjalan di bawah sinar lampu taman yang benderang.

Entahlah.. Menurutku, sorot matanya lebih terlihat terang daripada lampu taman yang berjejer teratur dengan biasan benderangnya.

Kita berdua berjalan pelan beriringan dengan saling menggenggam seakan tak pernah mau terpisahkan satu dan yang lainnya.

Sebelah tanganku menggenggam tangannya, dan sebelahnya lagi menggenggam kacang rebus yang aku beli ketika menunggu datangnya.

Pada bangku disekitaran taman, kami duduk berdempetan tanpa menghiraukan mereka yang berjalan di depannya.

"Bagaimana harimu ?" aku memulai percakapan.

Dengan nada penuh anggun, dia berucap.

"Hariku terasa lama sekali. Entahlah, mungkin karena aku yang sangat tidak sabaran menantikan suasana berdua ini denganmu." Dia tersenyum manis sekali seolah hari lelahnya tidak pernah dia alami.

Kamipun berbincang dalam naungan pijar lampu taman yang terlihat lebih romantis dari sebelum kedatangan kami.

Sejenak kami terdiam, entah kenapa suasana ini terlihat lebih sakral daripada perbincangan kami pada waktu kami menikmati secangkir green tea latte kesukaannya.

Dia sedikit menundukan kepalanya sehingga rambutnya menutupi sedikit pancaran wajahnya.

"Kamu kenapa ? Kamu sakit ?"

"Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

"Apa yang sangat begitu kau pikirkan sehingga kau menundukkan kepalamu? Angkatlah kepalamu sedikit, buatlah cahaya taman itu cemburu kepadamu."

"Aku hanya sedang berpikir, akankah hal semacam ini dapat berulang kembali jika kita nanti telah disatukan dalam kesakralan?"

"Tentu saja kita akan mengulangi hal yang sama, kita manusia, kita tentu sangat menyukai pengulanan atas sesuatu apa yang sangat kita sukai."

Dengan senyum yang sangat mengembang dia berucap..

"Terima kasih, kamu melebihi harapanku. Aku akan selalu ingat kata-katamu tadi tidak sebagai janji, tapi sebagai sebuah kejutan manis yang akan selalu aku tunggu sampai kita berusia senja nanti."

Lalu sebuah ciuman kecil mendarat pada sebuah kening bersihnya seraya sambil diiringi oleh ucapan "Terima kasih, aku mencintaimu." dan berakhir pada sebuah pelukan sederhana di bawah naungan biasan lampu taman.

Cileungsi, 18 Juli Pukul 3 sore.

@dudupan_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar